
Ia adalah penguasa
Mesir bersama ayahnya Ptolemy XII, saudara laki-laki sekaligus suaminya:Ptolemy XIII dan Ptolemy XIV, dan
akhirnya anaknya Caesarion. Cleopatra berhasil mengatasi kudeta yang dirancang
oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan
dilanjutkan Mark Antony. Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3
anak dari Mark Antony (dua diantaranya adalah kembar)Cleopatra bunuh diri sewaktu
Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang Mesir, dengan cara memasukkan tangannya
sendiri kedalam keranjang penuh ular berbisa ( Asp / sejenis Cobra asal Afrika
Utara). Kisah hidupnya sering didramatisasikan dalam berbagai bentuk karya,
termasuk “Antony
and Cleopatra” dari William Shakespeare dan beberapa film modern.
Masa Kecil :

Kerajaan dari ayah
Cleopatra tidak aman akibat tekanan dan konflik dari luar dan dalam perebutan
kekuasaan, serta konflik dalam seperti pemerintahan sentralisasi dan korupsi
politik. Hal ini memimpin pemberontakan dan hilangnya Siprus dan Cyrenaica yang menyebabkan masa kekuasaan Ptolemy sebagai
salah satu yang paling mematikan di dinasti tersebut.
Semasa kecil, Cleopatra
telah melihat persengketaan dalam keluarganya sendiri. Dikatakan bahwa ayahnya
selamat dari 2 usaha pembunuhan ketika seoragn pelayan menemukan ular berbisa
yang mematikan di tempat tidurnya dan pelayan yang mencicipi minuman anggur
tuannya yang selanjutnya pelayan tersebut meninggal. Kakak perempuan tertuanya,
Tryphaena juga mencoba untuk meracuni Cleopatra sehingga ia mulai menggunakan
juru cicip. Ketika ia berusia belasan tahun, ia menyaksikan kejatuhan ayahnya
sendiri dan ayahnya menjadi boneka Kekaisaran Romawi akibat beban utang yang
terlalu tinggi, tetapi masih berharap agar Romawi tidak menaklukan Mesir.
Keadaan itu menyebabkan Ptolemy XII diusir rakyat dari Alexandria yang akhirnya melarikan diri ke
Romawi. Pada tahun 58 SM, ibunya, Cleopatra V mengambil alih pemerintahan
bersama anaknya, Berenice IV dengan bantuan gubernur Suriah yang dikuasai
Romawi, Aulus Gabinius selama setahun hingga ibunya meninggal, lalu Berenice IV
memerintah sendiri.
Ptolemy XII
menggulingkan anak perempuan tertuanya pada tahun 55 SM dan menghukum mati
anaknya, Berenice IV. Kakak perempuan Cleopatra lainnya, Tryphaena mengambil
tahta dan tidak lama kemudian ia meninggal yang menyisakan Cleopatra dengan
suaminya dan adiknya, Ptolemy XIII sebagai penerus tahta.
Dari ayahnya,
Ptolemy XII, Cleopatra mengetahui akan kekuatan leluhurnya. Leluhurnya telah
melakukan penaklukan hebat hampir 3 abad yang lalu.
Naik Tahta :
Ptolemy XII
meninggal pada bulan Maret tahun 51 SM, membuat Cleopatra yang saat itu berusia
sekitar 18 tahun dan Ptolemy XIII yang berusia sekitar 12 tahun sebagai
pemimpin gabungan. 3 tahun pertama kekuasaan mereka sulit karena permasalahan
ekonomi, kelaparan, banjir sungai Nil dan konflik politik. Walaupun Cleopatra
menikahi adiknya, ia menunjukan bahwa ia tidak memiliki keinginan untuk berbagi
kekuasaan dengannya.
Diturunkan dari Tahta :
Pada bulan Agustus tahun 51 SM, relasi mereka
rusak. Cleopatra menurunkan nama Ptolemy dari dokumen resmi dan wajahnya muncul
sendiri di uang koin yang berada diluar tradisi Ptolemaik yang menyatakan bahwa
pemimpin wanita dibawahkan oleh pemimpin laki-laki. Hal ini menghasilkan
kelompok rahasia orang yang tidak termasuk dalam istana, dipimpin oleh eunuch
Pothinus, menurunkan Cleopatra dari kekuasaan dan menjadikan Ptolemy pemimpin
pada tahun 48 SM (atau lebih awal, dan terdapat sebuah dekrit pada tahun 51 SM
dengan nama Ptolemy sendiri). Ia mencoba untuk melakukan pemberontakan
disekitar Pelusium, tapi ia terpaksa melarikan diri dari Mesir dengan adiknya
yang tersisa, Arsinoë.
Kembali naik Tahta :
Ketika Cleopatra pergi dari Mesir, Pompey
melibatkan diri dalam perang saudara Romawi. Pada musim gugur tahun 48 SM,
Pompey melarikan diri dari pasukan Julius Caesar ke Alexandria dan mencari
suaka. Ptolemy saat itu berusia 15 tahun dan menunggu kedatangannya. Pada
tanggal 28 September 48 SM, Pompey dibunuh oleh salah satu
mantan opsirnya yang sekarang bekerja untuk Ptolemaik. Ia dipenggal didepan
istri dan anaknya, yang berada di kapal yang baru saja ia turuni. Ptolemy
berpikir bahwa dengan ia telah memerintahkan kematian Pompey untuk menyenangkan
Julius Caesar. Hal ini adalah kesalahan Ptolemy yang besar. Ketika Caesar tiba
di Mesir dua hari kemudian, Ptolemy memberikan kepala Pompey. Caesar yang
melihat hal ini sangat marah karena fakta bahwa walaupun ia musuh politik
Caesar, Pompey adalah konsul Roma dan duda dari anak Julis Caesar, Julia.
Caesar menguasai ibukota Mesir dan menjadikannya wasit dari klaim antara
Ptolemy dan Cleopatra.
Cleopatra mengambil kesempatan ini dan kembali ke
istana dan bertemu dengan Caesar. Dipercaya bahwa Caesar terpesona dengan
langkahnya, dan Cleopatra menjadi kekasihnya. 9 bulan setelah pertemuan pertama
mereka, Cleopatra melahirkan bayi. Pada saat ini, Caesar meninggalkan
rencananya untuk menggabungkan Mesir, dan mendukung klaim Cleopatra atas tahta.
Setelah perang saudara pendek, Ptolemy XIII
tenggelam di sungai Nil dan Caesar mengembalikan Cleopatra ke tahtanya, dengan
adiknya yang lain Ptolemy XIV sebagai wakil pemimpin baru.
Cleopatra bertemu dengan Julius Caesar :
Walaupun perbedaan umur Cleopatra dan Julius
Caesar sebesar 30 tahun, Cleopatra dan Caesar menjadi kekasih selama Caesar
berada di Mesir tahun 48 SM sampai 47 SM. Mereka bertemu ketika Cleopatra
berusia 21 tahun dan Caesar berusia 50 tahun. Pada tanggal 23 Juni 47 SM,
Cleopatra melahirkan Ptolemy Caesar (disebut “Caesarion” yang berarti “Caesar
kecil”).
Cleopatra mengklaim Caesar sebagai ayahnya dan
berharap untuk menjadikan anak itu sebagai ahli waris, tetapi Caesar menolak
dan lebih memilih cucu lelakinya, Octavian. Caesarion dimaksudkan untuk
mewarisi Mesir dan Romawi, menyatukan timur dan barat.
Cleopatra dan Caesarion mengunjungi Roma pada
tahun 47 SM sampai tahun 41 SM dan hadir ketika Caesar dibunuh pada tanggal 15
Maret 44 SM. Sebelum atau sesudah pembunuhan, ia kembali ke Mesir. Ketika
Ptolemy XIV meninggal karena kesehatannya memburuk, Cleopatra menjadikan
Caesarion penerusnya. Untuk menjaganya dan Caesarion, adiknya Arsinoe
meninggal.
Cleopatra dan Mark Anthony :
Pada tahun 42 SM, Mark Antony, salah satu orang
yang berkuasa di Roma setelah kematian
Caesar, memanggil Cleopatra untuk bertemunya di
Tarsus untuk menjawab pertanyaan kesetiaannya. Cleopatra tiba dan memikat
Antony yang menyebabkan Anthony menghabiskan musim dingin tahun 41 SM–40 SM
dengannya di Alexandria. Pada tanggal 25 Desember 40 SM, ia melahirkan 2 anak,
Alexander Helios dan Cleopatra Selene II.
Empat tahun kemudian, tahun 37 SM, Antony
mengunjungi Alexandria sekali lagi untuk berperang dengan Parthian. Ia
memperbarui hubungannya dengan Cleopatra, dan sejak saat itu Alexandria menjadi
rumahnya. Ia menikahi Cleopatra menurut ritus Mesir (surat dikutip di Suetonius
mengusulkan ini), walaupun ia sedang berada pada waktu menikahi Octavia Minor.
Ia dan Cleopatra memiliki anak yang bernama Ptolemy Philadelphus.
Dengan donasi Alexandria pada tahun 34 SM, dan
juga serangan Anthony atas Armenia, Cleopatra dan Caesarion dimahkohtai sebagai
wakil pemimpin Mesir dan Siprus. Alexander Helios menjadi pemimpin Armenia,
Media, dan Parthia; Cleopatra Selene II menjadi pemimpin Cyrenaica dan Libya.
Ptolemy Philadelphus menjadi penguasa Phoenicia, Suriah, dan Sisilia. Cleopatra
juga mendapat gelar “Ratu atas Raja”.
Sikap Anthony dipandang buruk oleh Romawi dan
Octavian meyakinkan senat untuk berperang dengan Mesir. Pada tahun 31 SM,
pasukan Anthony menghadapi serangan armada Romawi di pantai Actium. Dengan
terjadinya pertempuran Actium, Octavian menyerang Mesir. Dengan tanpa pengungsi
lain yang melarikan diri, Anthony melakakukan aksi bunuh diri dengan menusukan
pedangnya pada tanggal 12 Agustus 30 SM.
Kematian :Sekilas Cleopatra VII

Mark Antony bunuh diri yang menyebabkan Cleopatra juga bunuh diri. Tidak diketahui bagaimana ia meninggal, tetapi menurut legenda, ia mengambil keputusan untuk bunuh diri setelah ia menyadari bahwa ia gagal mencapai tujuannya. Ia meninggal akibat membiarkan dirinya digigit ular berbisa yang diselipkan kedalam bakul berisi buah ara. Dalam detik terakhir kematiannya, ia menyatakan takdirnya sebagai dewi.
Anak Cleopatra,
Caesarion mengklaim sebagai pharaoh Mesir, tetapi Octavian menang lebih dulu.
Caesarion ditangkap dan dieksekusi, takdirnya dilaporkan dikunci oleh perkataan
terkenal Octavian: “Dua Caesar terlalu banyak.” Hal ini mengakhiri garis
pharaoh Mesir. 3 anak dari Cleopatra dan Antony
diampuni dan dibawa kembali ke Roma dan mereka dirawat oleh istri Anthony,
Octavia Minor.
Pelayan Cleopatra, Iras and Charmion juga bunuh diri. Anak perempuan
Anthony, Octavia diampuni dan juga anaknya, Iullus Antonius. Anaknya yang
tertua, Marcus Antonius Antyllus, dibunuh ketika memohon untuk kehidupannya di
Caesarium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar